7 Tujuan Ekonomi Islam yang mendasar dan prinsip-prinsip sistem Ekonomi Islam
Bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah, hal tersebut adalah inti dari sistem ekonomi Islam.
Sebagaimana Al Qur'an menyatakan, "Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apapun yang ada di bumi." (2: 284) Namun demikian, Allah telah membiarkan kita memiliki kekayaan dunia ini untuk kita nikmati secara pribadi.
Alquran menyatakan, "Dia telah menciptakan untukmu apa pun yang ada di bumi." (2:29) Islam mengakui hak milik pribadi namun juga membatasi cara memperolehnya dan mengumpulkan kekayaan yang berlebihan.
Sehingga sistem ekonomi islam mengeluarkan peraturan keuangan di masyarakat dan peraturan mengenai hak milik pribadi. Allah berfirman, "Dan orang itu tidak memperoleh apa-apa selain apa yang diusahakannya" (53:39), hal tersebut menunjukkan bahwa manusia seharusnya hanya mencari apa yang layak didapat dari kerja kerasnya.
Sistem ekonomi Islam berusaha untuk membentuk kesetaraan antar umat manusia
Ekonomi, atau keuangan, bisa diartikan sebagai cabang di ilmu sosial yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi kekayaan.
Setiap negara atau doktrin memiliki bentuk sistem ekonominya sendiri, dengan dua bentuk utamanya adalah kapitalisme dan sosialisme.
Kapitalisme adalah situasi ekonomi dimana hak milik pribadi yang sangat penting. Kapitalisme menyatakan bahwa seseorang dapat memiliki kekayaan yang tidak terbatas dan itu dimiliki oleh orang kapitalis it sendiri. Kapitalisme merupakan hal yang menyenangkan bagi pribadi yang sumber daya alam (misalnya tanah) dan barang modal (misalnya bahan baku untuk industri apapun) namun mengabaikan kepemilikan tenaga kerja. Dengan demikian jembatan antara orang kaya dan orang miskin akan semakin melebar dan itu terlihat di sebagian besar Negara yang manganut sistem ekonomi kapitalisme.
Sosialisme atau komunisme, merupakan kebalikan dari sistem kapitalisme. Di sisi lain Sosialisme atau komunisme merupakan sistem ekonomi yang berdasarkan asas kepemilikan negara atau masyarakat umum atau bersama. Hal tersebut memusatkan kepemilikan bersama di seluruh bidang produksi dan pendistribusian kekayaan, yang justru kebalikan dari kapitalisme. Dalam sosialisme, tidak ada insentif bagi orang untuk mendapatkan keuntungan finansial dan sistem keuangan menjadi terdepresiasi, tidak stabil, tidak kompetitif dan tanpa tujuan yang sama.
Artikel mengenai Tujuan Dari Sistem Ekonomi Islam Kekurangan dan kelebihan
Artikel mengenai Tujuan Dari Sistem Ekonomi Islam Kekurangan dan kelebihan
…..
Apa yang Islam katakan tentang Ekonomi?
Islam adalah sekolah yang komprehensif dan menawarkan ajaran sosial dan spiritual dalam kehidupan. Perekonomian Islam bukanlah sesuatu yang terpisah melainkan merupakan bagian dari sistem Islam secara umum untuk mengatur berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Struktur ekonomi Islam mempertahankan hak individu dan mengedepankan perilaku sosial. Karena sistem ekonomi lainnya membanggakan tentang kesetaraan sosial, ciri keadilan sosial dalam Islam berbeda dari semua sistem lain yang menjadi inti konsepnya.
Bahwa segala sesuatu yang ada milik Allah, adalah inti dari sistem ekonomi Islam. Sebagaimana Al Qur'an menyatakan, "Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apapun yang ada di bumi." (2: 284) Namun demikian, Allah telah membiarkan kita memiliki kekayaan dunia ini dan menjadi pemilik pribadi. Alquran menyatakan, "Dia telah menciptakan untukmu apa pun yang ada di bumi." (2:29) Islam mengakui hak milik pribadi namun juga membatasi cara memperoleh dan mengumpulkan kekayaan yang berlebihan. Allah berfirman, "Dan orang itu tidak memperoleh apa-apa selain apa yang diusahakannya" (53:39), yang menunjukkan bahwa manusia seharusnya hanya mencari apa yang layak diperoleh dari kerja kerasnya. Islam berusaha mengurangi kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin, dan meski tidak pragmatis untuk menyingkirkan kemiskinan sepenuhnya, keseimbangan keseluruhan dapat dicapai antara orang miskin dan orang kaya. Inilah sebabnya mengapa Islam memiliki cara hidup dan prinsip ekonomi yang lengkap.
Martir Baqir al-Sadr menulis di Iqtisaduna menyatakan bahwa keragaman bentuk-bentuk kepemilikan dalam Islam hanyalah sebuah ekspresi dari perencanaan keagamaan asli yang didasarkan pada dasar ideologis tertentu dan yang terletak pada kerangka nilai dan makna khusus, berlawanan dengan basis , Nilai dan makna yang berbasis bebas Kapitalisme dan Sosialisme. Dia secara kritis menjelaskan masing-masing dari dua sistem ekonomi dan sebaliknya, menggambarkan hukum ekonomi yang sempurna dalam Islam.
Dalam sebuah jurnal studi Islam, Message of the Thaqalayn, berbagai ideologi ekonomi Islam dibahas oleh Ayatollah Muhammad Ali Taskhiri. Dia membahas fleksibilitas sistem ekonomi dalam Islam dengan menjelaskan bahwa keberadaan berbagai ahli hukum terkemuka (mujtahid) dan keterbukaan konstan mereka mewakili salah satu elemen fleksibilitas, yang tanpanya kita tidak dapat mengetahui dampak perkembangan pada sifat peraturan.
Prinsip-prinsip penting dari sistem ekonomi islam
Islam menaruh dasar yang sangat fundamental dalam mengatur kekayaan baik secara umum ataupun secara individu. Berikut adalah beberapa prinsip yang diikuti oleh sistem ekonomi islam;
1. Semua nya dimiliki oleh Allah dan kembali ke Allah
2. Hukum islam atau syariah mengharamkan atau melarang ekonomi yang memiliki unsur-unsur monopoli dan riba
3. Kepala pemerintahan Islam yang diberi kekuatan untuk dapat mengawasi dan mengendalikan seluruh sistem ekonomi negri tersebut dengan maksud untuk menjaga kepentingan public yang tidak berat di satu belah pihak tapi mementingkan seluruh masyarakat. Dan kepala pemerintahan tersebut dapat membatasi warganya atau perseorangan untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari hokum Islam. Alquran menyatakan, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan orang-orang yang memiliki wewenang di antara kamu." (4:59)
4. Menghapus kebutuhan dasar individu (hajat) dan membuat manusia untuk menjadi atau masuk ke tahap yang bebas dari keinginan duniawi (dhani)
5. Punishment secara finansial dan metode yang dikembangkan oleh Islam untuk mengalihkan kekayaan yang sebelumna dimiliki oleh perseorangan dialihkan menjadi miliki umum, contohnya tanah yang tidak diketahui asal usul pemiliknya atau warisan tanah yang tidak memiliki ahli waris.
6. Larangan untuk bergaya hidup boros
7. Larangan untuk setiap kegiatan yang menalahgunakan property untuk digunakan sebagai tempat “hiburan”
8. Tetap berpegang teguh dalam konsep dasar Islam yaitu kejujuran, kebijaksanaan dan pengorbanan diri di setiap transaksi keuangan.
9. Tetap melestarikan zakat yang sebenarnya milik kita sendiri melainkan miliki hajat hidup orang banyak. Ketika Abdullan bin Zamaah datang ke Imam Ali (SAW) dan meminta sejumlah uang untuk perbendaharan, imam Ali (SAW) mengatakan “ Uang ini bukan untukku dan juga bukan untuk mu, tapi milik seluruh umat muslim yang telah berperang. Dan jika kamu telah mengambil bagian dari mereka dalam peperangan maka kamu dapat berbagi dengan mereka, tetapi jika tidak jangan mengambil sesuatu dari mereka.” (Sermon 232, Nahj Al-Balagha)
10. Mengimplementasikan atau menjalankan pajak dengan kondisi tertentu seperti Khums, Fitrah, Zakat, Khiraj, dll
11. Berterima kasih kepada Allah akan berkatnya dan seluruh kekayaan alam di dunia.
12. Tetap teguh dalam beramal. Allah mengatakan:”Hai kamu orang-orang yang beriman, janganlah kamu membatalkan amal-amal MU dengan pengingat atau luka seperti orang yang menghabiskan kekayaannya untuk dilihat manusia dan tidak beriman kepada Allah di hari kiamat.” (2:64)
13. Menyamaratakan kualitas ekonomi, Islam percaya pada konsep amal (Sadaqa dan Infaq). Dan sejumlah ayat di Al Qur’am mengenai beramal: “… dan habiskan (dalam amal) dari apa yang telah Kami berikan kepada mereka.” (2:3)
TUJUAN DARI EKONOMI ISLAM
Sebenarnya ada 7 Tujuan yang mendasar dari ekonomi islam, yang kali ini akan kita bahas menjadi dua bagian menurut para ahli. Menurut Dr. Muhammad Rawasi Qal’aji dalam bukunya berjudul Mahabis Fil Iqtishad Al-Islamiyah, tujuan kegiatan ekonomi islam tersebut dapat dirumuskan menjadi 4 macam:
1. Sistem ekonomi islam diharapkan dapat memiliki tujuan untuk dapat membangun atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi sebuah Negara merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan pertumbuhan ekonomi suatu Negara akan membuat Negara tersebut dapat lebih dipercaya oleh para investor yang akan mendatangkan investasi di Negara tersebut. Dan pasti pembangunan ekonomi tersebut pasti dilandasi oleh nilai-nilai ajaran secara Islam.
2. Yang kedua tujuan dari ekonomi islam adalah mewujudkan kesejahteraan manusia secara menyeluruh. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa sistem ekonomi islam dilandasi oleh kesetaraan manusia, dan hal ini menjadi tujuan untuk bagaimana sistem ekonomi islam tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan manusia secara keseluruhan yang tidak hanya berorientasi kepada kebutuhan materiil tetapi juga kebutuhan spiritual. Dan ada dua hal pokok untuk menjamin kehidupan perekonomian manusia yaitu : Pelaksanaan nilai spiritual islam secara keseluruhan untuk individu maupun masyarakat dan pemenuhan kebutuhan pokok manusia dapat terpenuhi.
3. Mewujudkan sistem penyerataan kekayaan yang adil. Dalam pandangan islam diakui adanya perbedaan antar tiap manusia, baik kemampuan maupun kecakapan dan kepandaian yang berbeda-beda dalam mengumpulkan kekayaan. Namun begitu hal tersebut membuat yang pandai memeras yang miskin atau satu kelompok mengeksploitasi kelompok yang lain. Maka dari itu salah sau tujuan dari ekonomi Islam itu sendiri adalah dengan membangun sebuah mekanisme di tengah masyarakat untuk menghadirkan kesetaraan dan mencegah timbulnya praktek praktek yang memonopoli atau menimbulkan kesenjangan social di masyarakat dari akibat yang ditimbulkan oleh individu atau kelompok tertentu.
4. Yang terakhir dan yang tidak kalah penting tujuan ekonomi islam adalah menciptakan keseimbangan ekonomi dalam masyarakat. Keseimbangan ekonomi hanya akan terwujud jika kekayaan atau perputaran keuangan tidak berputar di satu kelompok masyarakat saja. Tetapi perputaran tersebut dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga seluruh masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dalam rangka menciptakan hal tersebut (dalam hal ini keseimbangan ekonomi masyarakat) Islam memerintahkan bahwa sirkulasi kekayaan haruslah merata diseluruh lapisan masyarakat, sesuai tercantum dalam Al-Qur’an Al-Hasyr : 7 yang berbunyi “Supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang kaya saja di antara kamu” (atau jangan sampai suatu kelompok menimbun kekayaan itu sendiri atau memonopolinya)
Jika ke empat tujuan diatas dapat tercapai maka Sistem Ekonomi Islam akan dapat berjalan dengan baik dan tidak ada kesenjangan yang berarti diantara umat manusia.
Baca juga 8 Ciri-Ciri yang mendasari terbentuknya Sistem Ekonomi Islam
Baca juga 8 Ciri-Ciri yang mendasari terbentuknya Sistem Ekonomi Islam
Selain keempat tujuan ekonomi islam diatas masih ada 3 tujuan lagi yang menurut Muhammad Umar Chapra, salah seorang ekonom muslim, menambahkan 3 macam tujuan lagi dari kegiatan ekonomi islam. Jadi total ada 7 Tujuan Ekonomi Islam yang dapat dibedakan. Ketiga nya yakni:
1. Kegiatan ekonomi Islam bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dalam batas-batas norma Islami. Hampir sama dengan pembahasan di atas Allah mendorong umat manusia untuk bekerja dan mencari rizki setelah melakukan shalat Jum’at (QS 62:10). Dan setiap pekerjaan atau usaha yang dilakukan manusia harus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang menjadi tujuan masyarakat muslim.
2. Kemudian yang kedua adalah, tatanan ekonomi muslim harus dapat membina persaudaraan dan juga dapat menegakkan keadilan di seluruh umat masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan jangan sampai menimbulkan permusuhan atau perperangan antar umat manusia. "Dengan adanya rasa persaudaraan sesama umat manusia, tidak akan timbul perebutan sumber-sumber ekonomi dan yang adalah bertolong-tolongan untuk kesejahteraan bersama." (QS. 5:2)
3. Yang terakhir adalah pemerataan pendapatan yang seimbang diimbangi dengan komitmen yang tinggi untuk memegang persaudaraan dan keadilan. Maka dari itu ketidakadilan ekonomi tidak dibenarkan dalam Islam, dengan pemerataan pendapatan yang dimiliki umat manusia diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan social untuk masyarakat. Demikian lah tujuan dari sistem ekonomi islam.
Kesimpulannya adalah untuk tujuan ekonomi islam itu sendiri, Umat manusia diberi kebebasan sebebas-bebasnya untuk mencari rizki dengan mengedepankan rasa persaudaraan dan pemerataan tidak didasari oleh keegoisan pribadi untuk menguasai semua nya, sehingga semuanya berjalan dengan lancer dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup umat banyak.
hai, numpang promosi
ReplyDeleteyuuk kunjungi blog saya, saling berbagi pengetahuan ilmuilmu yang dipelajari di sekolah
https://ilmuusekolah.blogspot.com/2020/06/rukun-dan-syarat-jual-beli.html
https://ilmuusekolah.blogspot.com
ok
ReplyDelete